Dalam perjalanan kehidupan, ada angka-angka yang memiliki makna istimewa. Salah satunya adalah angka 7, yang dalam banyak hal memiliki kedudukan khusus. Dalam Islam, angka 7 sering dikaitkan dengan ketetapan Ilahi yang penuh hikmah. Allah SWT menciptakan tujuh lapis langit sebagai tanda kebesaran-Nya. Al-Qur'an pun dihiasi dengan tujuh ayat dalam Surat Al-Fatihah, yang menjadi inti doa dan harapan setiap Muslim. Bahkan, ibadah haji yang penuh makna pun menyertakan tujuh kali tawaf mengelilingi Ka’bah, mencerminkan kepasrahan dan keikhlasan seorang hamba.
Dalam perjalanan POROZ yang ke-7 tahun, sebuah usia yang masih tergolong muda namun penuh harapan. Jika angka 7 dalam Islam melambangkan keteguhan, keberkahan, dan kesempurnaan dalam skala tertentu, maka semoga POROZ pun demikian. Di usia ke-7 ini, POROZ diharapkan semakin kokoh dalam memberikan manfaat bagi masyarakat, semakin berakar dalam nilai-nilai keikhlasan, dan semakin luas dalam menjangkau kebaikan. Sebab, sebagaimana bangunan yang kuat harus memiliki pondasi yang kokoh, organisasi yang berusia 7 tahun ini pun harus semakin mengukuhkan dirinya agar menjadi cahaya yang bermanfaat bagi umat.
KH. Bukhori Muslim, dalam mukadimah milad ke-7 POROZ, menegaskan bahwa keistimewaan angka 7 ini adalah awal bagi POROZ agar pondasinya kuat di masyarakat. Kita semua harus tetap memikirkan masyarakat dengan ikhlas, memberikan yang terbaik tanpa mengharap balasan, dan terus berbuat baik. Semoga setiap amal yang kita lakukan tembus sampai langit ketujuh, menjadi bekal yang berharga di hadapan Allah SWT.
Semoga milad ke-7 ini menjadi awal dari keberkahan yang lebih besar. Semoga POROZ tetap istiqamah dalam menjalankan amanahnya, dan semoga setiap langkah yang diambil selalu diridai oleh Allah SWT. Aamiin.*
*Disarikan dari sambutan Ketua Umum POROZ (Dr. KH. Bukhori Muslim, Lc., M.A.)