POROZ Selenggarakan HALO POROZ "Zakat dan Inklusi Keuangan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat"
Poroz.id
--- Perkumpulan Organisasi Pengelola Zakat (POROZ) mengadakan Halaqoh Lintas
Organisasi Masyarakat Perkumpulan Organisasi Pengelola Zakat (HALO POROZ)
dengan tema “Zakat dan Inklusi Keuangan dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat” pada hari Kamis, 26 Oktober 2023. Acara dilakukan secara daring
melalui aplikasi zoom meeting, serta menampilkan siaran langsung lewat
kanal YouTube.
HALO
POROZ kali ini menghadirkan narasumber dari Komite Nasional Ekonomi dan
Keuangan Syariah (KNEKS), Ahmad Juwaini. Acara ini juga menghadirkan narasumber
lain dari LAZISMU, Upik Rahmawati. Ketua Umum POROZ, Moch. Bukhori Muslim
sebagai keynote speaker, dan Nur Hasan (Sekretariat POROZ) sebagai moderator.
Acara
dibuka dan dipandu oleh Nur Hasan selaku moderator. Dalam sambutannya, Nur
Hasan mengemukakan tentang implementasi peran lembaga keuangan syariah,
khususnya lembaga zakat dalam inklusi keuangan. “Bagaimana program yang sudah
ada itu kaitannya dengan inklusi keuangan, seperti apa apa pola dan praktiknya
untuk mensejahterakan masyarakat,” ujarnya.
Akses
Inklusi Keuangan
Acara
kemudian dilanjutkan dengan narasumber pertama, dibawakan oleh Ahmad Juwaini, Direktur
Keuangan Sosial Syariah KNEKS. Dalam materi pertama, Ahmad Juwaini menjelaskan
betapa pentingnya inklusi keuangan untuk masyarakat. Mulai dari kondisi ketika
masyarakat mempunyai akses terhadap berbagai produk keuangan sampai dengan
layanan keuangan.
“Katakanlah
sudah memiliki akses keuangan. Mulai dari produk keuangan komersia, semi-komersial,
yang semua adalah bagian dari akses layanan keuangan Syari di masyarakat. Sehingga
kalau salah satu di antara produk dan layanan keuangan ini sudah diakses, itu
sudah disebut di kategori sudah masyarakat sudah eh terinklusi,” ucapnya.
Penekanan
Kemiskinan dan Program Inklusi Keuangan
Dalam
perjalanannya untuk tercapainya masyarakat inklusi keuangan, dikatakan bahwa BAZNAS
sudah menekan 48% angka kemiskinan dalam presentasi yang dibawakan oleh Direktur
Pendistribusian & Pendayagunaan LAZISMU Pusat, Upik Rahmawati.
“Pengentasan
kemiskinan oleh BAZNAS itu berdasarkan dari data penerima program penanggulangan
kemiskinan dari garis kemiskinan BPS atau sebanyak 52.563 jiwa. Sementara itu,
secara keseluruhan Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) se-Indonesia berhasil
mengentaskan kemiskinan rata-rata sebesar 48% dari penerima program
penanggulangan kemiskinan dari garis kemiskinan BPS atau sebanyak 397.419 jiwa,”
ucapnya.
Acara
terus berlanjut sampai satu jam setengah, materi berlanjut soal program-program
dari LAZISMU yang memiliki 6 pilar program yang mencakup ekonomi, kesehatan,
pendidikan, sosial, dakwah, dan lingkungan. Program ini mencakup studi dan
proyek percobaan terkait inklusi keuangan sosial, yang berfokus pada penggunaan
dana zakat untuk manfaat komunitas.
Program
yang disorot juga antara lain termasuk program beasiswa Mentari dan Beasiswa
Surya untuk pendidikan mulai dari SD hingga S2, Program kesehatan LAZISMU
mencakup program Taawun yang membantu penerima manfaat dalam kebutuhan
kesehatan mereka, LAZISMU juga melakukan program ekonomi yang mendukung
pemberdayaan masyarakat, seperti bantuan modal usaha mikro dan alat pengelolaan
sampah.
Di penghujung acara, Nur Hasan menutup acara dengan
kesadaran bahwa program-program zakat secara masif diperlukan untuk menopang
inklusi keuangan yang ingin dicapai untuk kesejahteraan masyarakat. “Karena di
satu sisi kalau inklusi keuangan itu tidak ditopang dengan program-program
zakat secara masif tentunya tidak akan sukses juga,” tutupnya.