Pimpinan BAZNAS RI, KH. Achmad Sudrajat, Lc, MA, menegaskan bahwa POROZ (Perkumpulan Organisasi Pengelola Zakat) bukan hanya sekadar nama. Hal ini ia sampaikan dalam sambutan pembukaan Munas III POROZ di Jakarta (28/1).
Menurutnya, kehadiran POROZ ibarat sebuah semesta yang digerakkan oleh kehendak Allah SWT, menjadi bukti nyata bagaimana berbagai ormas Islam dapat bersatu dalam satu wadah untuk memperkuat gerakan zakat di Indonesia.
Dalam paparan yang inspiratif, Achmad Sudrajat menjelaskan potensi kolaborasi ini dengan mengilustrasikan sejumlah ormas besar yang tergabung di POROZ.
Sebut saja, Muhammadiyah, Persis, dan NU yang dikokohkan dakwah Dewan Da’wah, serta mendapat petunjuk Al-Irsyad, hingga akhirnya meraih hidayah bersama Hidayatullah. Lalu, semuanya dipersatukan pula oleh semangat Wahdah.
“Subhanallah, ini adalah takdir Allah, pertanda kebesaran-Nya,” ungkapnya, disambut applause para hadirin.
Pria yang akrab disapa Kyai Ajat itu menegaskan pentingnya menjaga kekompakan.
“Kita harus bersatu dalam gerakan zakat,”ujarnya.
Menurutnya, semakin solid para pegiat zakat, semakin banyak pula mustahik yang tersentuh manfaatnya. Di balik rapat-rapat koordinasi dan pertemuan Munas, selalu ada jutaan orang yang menanti uluran tangan.
Achmad Sudrajat juga mengingatkan sejumlah pekerjaan rumah bagi lembaga amil zakat (LAZ) dan para pegiat zakat.
“Kita perlu terus memperkuat manajemen dan tata kelola, meningkatkan mutu SDM, serta membangun jaringan dan infrastruktur yang kokoh,” paparnya.
Dengan begitu, gerakan zakat bisa semakin efektif dan tepat sasaran.
Di ujung sambutannya, Kyai Ayat kembali menekankan bahwa kolaborasi adalah kunci. Bukan sekadar membawa nama besar ormas masing-masing, melainkan menyatukan visi demi kemaslahatan umat.
“POROZ ini isyarat alam, tanda bahwa kita memang ditakdirkan untuk saling menopang dalam menebar kebaikan,” tutupnya penuh semangat.*/Alim