Poroz.id -- Mualaf merupakan salah satu dari delapan asnaf
atau orang yang berhak menerima zakat. Para mualaf, yaitu orang-orang
yang baru masuk Islam masih memerlukan bantuan kala beradaptasi dengan
kondisi akidah baru mereka guna melindungi dan memantapkan hati dalam
memeluk Islam.
Dalam upaya memberikan bimbingan dan penguatan
pemahaman terhadap agama Islam kepada para mualaf yang ada di Kabupaten
Luwu Timur, Lazismu Wilayah Sulawesi Selatan bekerjasama dengan Yayasan
Hadji Kalla meluncurkan kegiatan pemberdayaan mualaf yang dilakukan pada
hari Jum'at (07/10) di Masjid Nur Rahman, Desa Mandiri, Kecamatan
Tomoni. Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua 3 Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) Kabupaten Luwu Timur, Kepala Desa Mandiri, Yayasan
Hadji Kalla, Lazismu Wilayah Sulawesi Selatan, serta perwakilan mualaf.
Wakil
Ketua 3 BAZNAS Kabupaten Luwu Timur, Drs. H. Sutawar mengatakan bahwa
data mualaf yang ada di daerahnya tercatat lebih dari seribu orang. Ia
berharap agar ke depannya pemberdayaan mualaf tetap berlanjut pada
tahun-tahun berikutnya, karena selama ini banyak data orang yang masuk
Islam namun hanya sekedar bersyahadat tanpa ada program pendampingan. Ia
juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Yayasan Hadji Kalla dan
Lazismu. "Saya secara pribadi dan lembaga mengucapkan terima kasih
kepada Yayasan Hadji Kalla dan Lazismu Sulawesi Selatan karena program
BAZNAS Luwu Timur salah satunya adalah memberikan perhatian kepada
mualaf, terutama daerah pelosok. Semoga kegiatan ini mendapatkan
bimbingan dan kelancaran dari Allah," ucapnya.
Senada dengan
Sutawar, staf Divisi Program Lazismu Wilayah Sulawesi Selatan, Sapriadi
mengungkapkan bahwa program pemberdayaan mualaf ini merupakan kerjasama
dengan Yayasan Hadji Kalla dan akan diperluas lagi dari segi penerima
manfaat. "Ke depannya program ini akan diperluas penerima manfaatnya dan
lebih banyak memberikan manfaat, khususnya para mualaf dalam mendalami
Islam," terangnya.
Sementara itu, Pemerintah Desa Mandiri yang
diwakili oleh Andi Mappangara selaku Kepala Desa Mandiri berharap dan
berpesan agar mualaf yang ada di Kabupaten Luwu Timur sebanyak 30
peserta yang ikut dengan kesadaran penuh masuk Islam bukan lantaran
paksaan atau lain sebagainya. "Bagi yang sudah memutuskan untuk masuk
Islam saya harap itu adalah pilihan terbaik yang sudah diputuskan atas
kesadaran diri sendiri bukan paksaan," tegas Andi.
Pada akhir
sambutan, perwakilan dari Yayasan Hadji Kalla Bidang Islamic Care, Ria
Supratman menyampaikan bahwa untuk menjadi mualaf dan mempertahankan
keislaman tentu tidak mudah, terutama jika berkaitan dengan ekonomi dan
keluarga terdekat. "Program ini semoga dimanfaatkan karena menuntut ilmu
itu tidak mudah, proses yang dilalui untuk program ini cukup panjang
sehingga bisa terlakasana pada hari ini," harapnya. Ia melanjutkan,
"Melalui kegiatan ini kami mengharapkan Yayasan Hadji Kalla dapat pahala
dengan keseriusan peserta mengikuti pelatihan ini, terima kasih dan
bisa belajar."
Bunda Tulas selaku perwakilan mualaf berharap agar
mualaf bisa konsisten untuk belajar. Salah satu faktor penyemangat
adalah ekonomi. Ia menegaskan, "Jadi ke depannya ada rumah singgah yang
bukan hanya belajar tetapi dilaksanakan juga pembinaan ekonomi supaya
mereka bisa serius dan konsinsten untuk belajar tanpa harus khawatir
permasalahan ekonomi."
Acara ini diakhiri dengan penyerahan paket
untuk mualaf oleh Lazismu Wilayah Sulawesi Selatan, Yayasan Hadji
Kalla, serta Pemerintah Kabupaten Luwu Timur. Paket ini berisi berupa
mukena, sajadah, sarung, Al-Qur'an dan perlengkapan pembelajaran. Dengan
adanya bantuan paket kepada peserta mualaf ini diharapkan dapat
menambah motivasi belajar keislaman selama tiga bulan masa pendampingan,
yaitu periode Oktober sampai Desember 2021. (PR).
[Sumber]