Muharram Bangkit di Hari Kemerdekaan RI ke 76 Tahun, BMH Bahagiakan Guru Honorer dan Anak Indonesia
bmh.or.id– Laznas
BMH dengan Program Muharram Bangkit turut memeriahkan peringatan hari
kemerdekaan Indonesia ke 76 Tahun dengan aksi peduli bahagiakan guru honorer
dan anak Indonesia. “Kebahagiaan itu hadir dalam gelaran Muharram Bangkit di
Hari Kemerdekaan Indonesia berupa bakti sosial di Pondok Pesantren Hidayatullah Liang-Maluku Tengah,” terang Kepala BMH Perwakilan Maluku,
Supriyanto (17/8). Program Muharram Bangkit diawali dengan upacara bersama para
santri yatim dan dhuafa dan diakhiri dengan penyerahan bantuan guru honorer
terdampak Covid-19 dan pembagian paket gizi buat anak-anak yatim dan dhuafa.
Sesi kebaikan ini mendatangkan rasa senang dan bahagia para penerima manfaat.
Hilya Rehalat, salah satu penerima manfaat bantuan guru honorer terdampak
Covid, sangat bahagia dan berterima kasih. “Dengan adanya bantuan ini khususnya
kami para guru sangat bersyukur kepada Allah SWT dan berterima kasih kepada BMH
dan para donatur BMH ata bantuan Program Muharram bangit yang telah kami
terimah,” ucapnya.*/Herim 17 Agustus 2001 BMH Gelar Upacara Bendera Santri dan
Santriwati Merayakan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76
tahun, BMH gelar upacara bendera santri dan santriwati yang dilanjutkan dengan
kegiatan bakti sosial dan disiarkan secara langsung melalui channel YouTube BMH
TV di dua lokasi sekaligus yakni Maluku dan Maluku Utara. “Alhamdulillah hari
ini bisa upacara bersama dengan santri dan santriwati di hari kemerdekaan
Republik Indonesia untuk menumbuhkan semangat memupuk kecintaan kepada bangsa dan
negara dengan komitmen menjadi generasi yang unggul cerdas dan religius,”
terang Kepala BMH Perwakilan Maluku Utara, Arif Ismail dari Ternate. “Upacara
ini dalam rangka mewarisi semangat juang dan pengorbanan para pahlawan yang
berani berkorban untuk kemerdekaan Indonesia,” jelas Kadiv Program dan
Pemberdayaan BMH Maluku, Ali Ikrom Tihurua, dari Ambon. Dalam live report yang
berlangsung selama 23 menit 50 detik itu tampak para santri dan santriwati
begitu cakap menjalankan prosesi upacara bendera. Mereka terlihat antusias,
disiplin dan penuh penghayatan di dalam menjalani prosesi upacara. Usai upacara
mereka mengikuti berbagai macam agenda perlombaan dari yang bersifat fisik
intelektual hingga seni. “Semua ini dapat digelar dan nuansa kemerdekaan dapat
juga dimeriahkan di Indonesia bagian Timur karena kepedulian kaum Muslimin di
dalam upaya ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui syariat zakat dan
infaq, sedekah,” tutup Arif Ismail. (*)